Jumat, 11 Juli 2008

Hasil Karya Mind Mapping

Hasil Pelatihan Mind Mapping Pelajar (06-07-2008)



Mind Mapping : Alat Transportasi (karya Riska Rianti)

Mind Mapping : Hewan (karya Ulfa Muthmainnah Hasa)



Mind Mapping : Buku Mind Mapping (karya Dewi Afriyani)

Pelatihan Pelajar : Mind Mapping

Latar belakang
Beban pendidikan yang semakin berat serta tingkat persaingan antar pelajar yang semakin ketat, menuntut pelajar dan mahasiswa untuk menguasai cara-cara belajar yang efektif. Sebagai bentuk kepedulian dan upaya membangun generasi yang lebih baik, sie pemuda dan informasi RW 10, mengupayakan kegiatan pembinaan pemuda-remaja berupa melengkapi kemampuan teknis belajar yang terbaik, efektif dan terbaru.

Tujuan
Peserta pelatihan mampu menggunakan teknik mind mapping.

Nama kegiatan
Pelatihan sehari teknik belajar Mind Mapping, cara belajar baru yang paling efektif

Sasaran
Terdapat minimal 30 peserta pelatihan yang merupakan pelajar atau mahasiswa di lingkungan RW 10, Griya Alam Sentosa, Desa Pasirangin Cileungsi BOGOR

Waktu dan tempat
Pada hari Ahad, 06 Juli 2008 di Ruang kelas pendidikan Masjid An Nur Blok R

Trainer dan pendamping
Trainer : Ir. Dudus RK (alumnus ITB, Direktur PT. Fikri Jaya Manunggal)
Pendamping : Syarif Niskala, STP (sie pemuda dan informasi RW 10)

Alat dan bahan
· Lap top atau komputer
· LCD projector
· 3 buah white board (merah, hitam, biru)
· 30 perangkat alat tulis untuk peserta (kertas folio, spidol berwarna)

Biaya
Sarapan peserta – roti : 30 x Rp. 1.000 Rp. 30.000
Makan siang peserta – nasi bungkus : 30 x Rp. 7.500 Rp. 225.000
Kertas folio 1 rim : 1 x Rp. 39.000 Rp. 39.000
Spidol kecil : 10 x Rp. 8.500 Rp. 85.000
Spridol whiteboard 3 warna x Rp. 8.500 Rp 25.500
Spanduk : 1 (3 m x 1 m) Rp. 90.000
Air minum gelas 2 dus x Rp. 11.000 Rp. 22.000
Snack, minum makan siang trainer Rp. 25.000
Hadiah (5 buah ujian set Faber-castell) Rp. 74.000
Total Rp. 615.500

Sumber dana kegiatan dari kas RW 10 serta sumbangan donatur yang tidak mengikat.


Agenda kegiatan tentatif

Registrasi dan sarapan 08.00 – 08.30
Sambutan Ketua RW 10 08.31 – 08.40
Over view teknik Mind Mapping 08.41 – 09.15
Cara membuat catatan Mind Mapping 09.16 – 10.15
Pembuatan Mind Mapping – Kasus 1 10.16 – 11.30
Evaluasi hasil peserta 11.31 – 11.45
Istirahat-sholat-makan siang 11.46 – 12.45
Pembuatan Mind Mapping – Kasus 2 12.46 – 14.00
Evaluasi hasil peserta 14.01 – 14.30
Pemilihan catatan peserta terbaik 14.31 – 15.00
Penutupan dan doa 15.01 – 15.15


Tim Penyelenggara

Pelindung : Ketua RW 10 – Bpk Saidi
Pendamping : Syarif Niskala
Perlengkapan elektronik : Budi Karyawan
Pendukung teknis : Nanang


Penutup

Demikian uraian kegiatan ini dibuat sebagai pedoman bagi semua pihak terkait. Semoga kegiatan mendapat sambutan yang baik dari pemuda-remaja serta dapat berjalan dengan lancar, sehingga tujuannya tercapai.

Jumat, 13 Juni 2008

Mereka Bunuh Diri karena Miskin

Kemiskinan terkadang membuat orang menjadi kehilangan akal sehat. Seperti halnya yang dialami Sudadi (41 tahun), warga Desa Windusari, Kab Banjarnegara, Jawa Tengah. Akhir Januari 2008 lalu, Sudadi nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di bawah plafon rumahnya. Nyawa ayah satu anak ini pun tak terselamatkan.
Korban yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan ini memang acap kali mengeluh. Kepada tetangganya, Sudadi sering curhat lantaran penghasilannya tak mampu mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Tak hanya Sudadi yang mengambil jalan pintas seperti itu. Slamet (34), penarik becak di Banjarnegara, pada akhir Maret lalu juga mengakhiri hidupnya dengan cara serupa. Impitan ekonomi merupakan penyebab Slamet melakukan hal terlarang dalam agama tersebut.
Terus melangitnya harga-harga kebutuhan pokok dan di saat yang sama penghasilan Slamet sebagai penarik becak tak ikut naik, membuatnya gamang menjalani hidup. Apalagi, jumlah penarik becak makin bertambah karena nasib serupa Slamet tak hanya seorang. ''Padahal, saya tidak pernah menuntut apa-apa dari suami. Sudah dapat uang buat makan sehari-hari saja sudah senang,'' kata istri korban sembari menangisi kepergian suaminya.
Dua kasus bunuh diri akibat impitan ekonomi itu hanyalah sepenggal potret buram kehidupan rakyat miskin di Tanah Air yang tak kuat menanggung beban hidup. Mereka tak lagi berwacana soal dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), tapi benar-benar menjadi korban dampak kebijakan tersebut.
Penghasilan warga miskin selamanya tak akan pernah mampu mengejar kenaikan harga kebutuhan pokok yang terus meroket sebagai akibat dikuranginya subsidi BBM. Bagi yang tak tebal iman dan berpemahaman buruk terhadap agama, bunuh diri dianggap salah satu penyelesaian sederhana. Tapi, tidak demikian halnya bagi yang berpikiran jauh ke depan. Kasus bunuh diri yang terjadi di empat kabupaten di Jawa Tengah bagian selatan, yaitu Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara, memang menunjukkan peningkatan jumlah. Dua kasus di atas hanya bagian dari 26 kasus bunuh diri lainnya.
Tak heran jika Kepala Kepolisian Wilayah (Kapolwil) Banyumas, Kombes Pol Boy Salamudin, menyatakan keheranannya atas banyaknya kasus bunuh diri. Dia menyebutnya sebagai sesuatu yang luar biasa. Luar biasa. Karena, dalam tempo empat bulan, Januari-April 2008, sudah 28 orang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Seutas tali dan beberapa botol racun menjadi jembatan para korban membinasakan dirinya.
Dan, yang membuat Kapolwil ini tambah terkejut, penyebab bunuh diri itu karena mereka terjerat kemiskinan. ''Setelah kita data dan rekap semua kasus bunuh diri yang terjadi di jajaran Polwil Banyumas, ternyata semuanya karena kemiskinan,'' ungkap Boy, pekan lalu.
Sebenarnya, berkaca dari kasus serupa pada 2007, jumlah bunuh diri selama empat bulan terakhir di 2008 itu sudah tinggi. Karena, selama setahun lalu, jumlah warga yang bunuh diri mencapai 59 kasus. Akar masalah bunuh diri itu, secara mayoritas, karena kemiskinan yang akut. Melambungnya harga-harga kebutuhan pokok, ditambah penghasilan mereka yang tak berubah, bahkan bisa jadi menurun, menjadi 'penyakit sosial' tersendiri di masyarakat.
''Kalau saya lihat angka bunuh diri di Banyumas, sungguh memprihatinkan. Kita harus berbuat sesuatu untuk menghentikannya,'' ujar Kapolwil. Dan, ironisnya, daerah yang memiliki potensi warganya bunuh diri, seperti di Cilacap, Banyumas, Purbalingga, dan Banjarnegara, merupakan wilayah dengan jumlah pondok pesantren tak sedikit. Semestinya, kehadiran pondok pesantren dapat menjadi benteng moral masyarakat, sekaligus tambatan mencari penghidupan agar tahan terhadap tekanan ekonomi yang kian berat.
Angka statistik di empat wilayah itu memang menunjukkan jumlah warga miskinnya tinggi. Hal ini diperlihatkan dengan derasnya aliran bantuan pemerintah, mulai dari beras untuk rakyat miskin (raskin) hingga bantuan langsung tunai (BLT). Secara geografis, lanjut Kapolwil, sebagian besar warga di empat kabupaten itu menggantungkan hidupnya dari usaha pertanian dan perikanan.
Guna menekan jumlah warga bunuh diri, ujar Kapolwil, perlu penanganan secara serentak dan sistematis. Segenap komponen masyarakat, termasuk para ulama, harus bertindak nyata. Dalam hal ini, kepolisian bersama para ulama menggelar program khusus pembinaan mental. ''Dua bulan terakhir, saya dan para ulama mengadakan kegiatan ritual, seperti Yasinan setiap malam Jumat, di setiap kecamatan. Alhamdulillah, respons masyarakat cukup besar. Mudah-mudahan, ini menjadi sarana penguatan iman mereka.''
''Sesulit apa pun hidup ini harus dihadapi. Bunuh diri bukan penyelesaian terbaik,'' ungkapnya. Guru Besar Bidang Ekonomi, Universitas Gajayana Malang, Prof Dr M Saleh, mengatakan kesenjangan sosial hampir terjadi merata di seluruh pelosok negeri. Masyarakat yang miskin makin bertambah, apalagi setelah pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM. Jika warga miskin tak dapat mengendalikan diri, emosi akan mudah meluap. ''Sehingga, membuat orang tak lagi dapat berpikir jernih. Karenanya, mudah menjadi brutal dan bertindak anarkistis,'' katanya.
Pembinaan keagamaan tak bisa diandalkan semata, tapi juga dengan meminimalisasi kesenjangan ekonomi. ''Kalau kebutuhan ekonomi terpenuhi dengan baik, rakyat tak akan mudah emosi.'' wab/aji (Republika On Line, 13-06-2008)

Senin, 02 Juni 2008

Tuhan Sembilan Senti

Oleh: Taufiq Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,
Di sawah petani merokok, di pabrik pekerja merokok, di kantor pegawai merokok, di kabinet menteri merokok, di reses parlemen anggota DPR merokok,
Di angkot Kijang penumpang merokok, di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok, di loket penjualan karcis orang merokok, di kereta api penuh sesak orang festival merokok, di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok, di andong Yogya kusirnya merokok, sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok, tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok, Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,
Di pasar orang merokok, di warung Tegal pengunjung merokok, di restoran, di toko buku orang merokok, di kafe di diskotik para pengunjung merokok,
Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok, bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,
Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu,
bisa ketularan kena,
Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok, di apotik yang antri obat merokok, di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok, di ruang tunggu dokter pasien merokok, dan ada juga dokter-dokter merokok,

Istirahat main tenis orang merokok, di pinggir lapangan voli orang merokok, menyandang raket badminton orang merokok, pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok, panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,
Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil 'ek-'ek orang goblok merokok, di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok, di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang- orang goblok merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na'im sangat ramah bagi orang perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok, Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa. Mereka ulama ahli hisap. Haasaba, yuhaasibu, hisaaban. Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi ahli hisap rokok. Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala- berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, kemana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri. Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal? Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu. Mamnu'ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz. Kyai, ini ruangan ber-AC penuh. Haadzihi al ghurfati malii'atun bi mukayyafi al hawwa'i. Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum. Min fadhlik, ya ustadz. 25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan. 15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan. 4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan? Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu 'alayhimul khabaaith. Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu, sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok. Jadi ini PR untuk para ulama. Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok, lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini. Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu ujung rokok mereka. Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir. Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai terbatuk-batuk,

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok. Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas, lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korban narkoba,
Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita, jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan indah dan cerdasnya, Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku' dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,

Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

---------------oo000oo------------

WHO Serukan Larangan Iklan Rokok

Republika On-line

WHO Serukan Larangan Iklan Rokok

NEW YORK--RoL-- Organisasai Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan kepada seluruh negara di dunia untuk melarang semua iklan tembakau guna membantu mencegah anak-anak muda mulai merokok. WHO menuduh produsen rokok menggunakan teknik pemasaran yang semakin canggih untuk memikat anak-anak muda agar merokok, khususnya anak-anak perempuan di negara-negara yang lebih miskin.

Seperti dilansir BBC News, Senin (2/6), Badan PBB itu menyatakan, semakin sering mereka melihat atau mendengar iklan rokok, semakin besar kemungkinan mereka memulai kebiasaan itu. Imbauan itu disampaikan untuk memperingati Hari Tanpa Tembakau Se-Dunia yang dicanangkan WHO setiap 31 Mei Organisasi itu mengatakan hanya 5 persen dari penduduk dunia yang melarang iklan, promosi, dan pemberian sponsor dari rokok.

WHO mengatakan pembatasan yang berlaku saat ini tidak cukup untuk melindungi 1,8 miliar anak muda di dunia, yang menjadi sasaran iklan rokok di internet, majalah, film, konser dan acara olahraga. Di Rusia, yang tidak banyak memiliki UU anti-rokok, jumlah wanita dan anak perempuan yang merokok berlipat tiga dalam 10 tahun belakangan.

Namun di Kanada, di mana iklan rokok sangat dibatasi, jumlah perokok di negara itu adalah yang terendah dalam 40 tahun. Inggris juga baru-baru ini mengumumkan rencana untuk melarang mesin penjual rokok, untuk mencegah anak-anak dan remaja merokok.

WHO juga menuduh pihak produsen rokok terus berusaha menarik calon perokok di kalangan anak muda dengan mengaitkan rokok dengan 'kehidupan mewah, semangat, dan daya tarik'. Sebagian besar perokok memulai kebiasaan ini sebelum usia 18 tahun, dengan hampir seperempat dari mereka pertama kali merokok pada usia di bawah 10 tahun.Dalam survei WHO yang diselenggarakan di seluruh dunia terhadap anak-anak usia 13-15 tahun, 55 persen dari mereka mengatakan melihat iklan rokok di jalan-jalan, sedangkan 20 persen dari mereka memiliki barang yang memperlihatkan logo merek rokok. Douglas Bettcher, Direktur Kampanye Bebas Rokok WHO, mengatakan larangan penuh perlu diterapkan untuk melindungi anak-anak muda dari pesan-pesan berbahaya dari rokok.eye/

Kamis, 22 Mei 2008

Lengkungan Ajaib

Akhir-akhir ini, semakin sering saya mendengar sebuah kelakar 'saat ini, segala sesuatu mahal, bahkan senyum sekali pun'. Sebuah frasa satir yang penuh kritik. Tetapi, memang selalu ada kekuatan dibalik sebuah kelakar lucu, seperti yang dikatakan oleh Robin William bahwa lelucon adalah ungkapan sikap optimis.

Senyuman yang sebenarnya adalah lengkungan bibir yang penuh

Senyuman adalah bentuk terindah bahasa tubuh yang dapat dinikmati orang lain dari sebuah pribadi hati yang merona bahagia. Senyuman, juga adalah ekspresi jiwa yang terbebas dari keburukan. Walau ada istilah senyum kecut, senyum penuh misteri - senyum monalisa, senyum menggoda, senyum mengejek; itu semua sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai sebuah senyuman, melainkan hanya lengkungan bibir yang tidak penuh. Karena senyuman yang sebenarnya adalah lengkungan bibir yang penuh. Dan hanya karena ketulusan lah, sebuah lengkungan bibir dapat mencapai bentuk sempurnanya.

Uang ditukarkan dengan barang atau jasa, senyuman ditukarkan dengan rasa jiwa

Jika kita membutuhkan barang atau jasa dari seseorang, kita harus menukarkannya dengan uang – karena metoda barter sudah lama tidak populer. Tetapi jika kita, Anda dan saya, ingin membeli perasaan seseorang, hanya bisa menawarnya pertama kali dengan down payment sebuah senyuman.

Senyuman juga memiliki kelebihan terbaiknya dalam hal tukar menukar, karena dia satu-satunya alat tukar di dunia yang dapat diterima semua bangsa. Sebuah alat tukar yang tidak pernah mengalami inflasi, depresiasi apatah lagi politisasi. Karena senyuman adalah bentuk terbaik dan paling sederhana dari hegemoni universalitas.

Senyuman adalah sebuah lengkungan yang meluruskan segala sesuatunya
(Phyllis Diller)


Banyak sekali kesulitan, masalah, kekeliruan, kegundahan, kekacauan atau keburukan yang dapat diwakilkan pada bentuk-bentuk garis yang melengkung. Kita seringkali melukiskan kompleksitas permasalahan yang tinggi dengan garis yang melengkung tak beraturan menyerupai benang kusut. Dan seperti yang sering kita alami atau temukan bersama, sebuah senyuman benar-benar dapat menjadi pemungkin lurusnya garis-garis itu. Dia adalah lengkungan yang ajaib. Bukankah telah sampai pada kita, kisah-kisah pelayanan yang tulus menjadi penyebab selasainya keluhan-keluhan pelayanan publik, bahkan tidak jarang yang selesai sebelum sampai pada titik permasalahan yang sebenarnya.

Tetapi juga mohon diingat, seringkali lengkungan tidak penuh (cemberut, muka masam, tidak ramah, tidak tulus, jutek) yang mengundang permasalahan muncul, membesar bahkan menambah akut.

Jika kamu tidak menggunakan senyumanmu, kamu seperti orang yang memiliki tabungan satu juta dollar, tetapi tidak mempunyai buku cek untuk mengambilnya
(Les Giblin)

Maka, tersenyumlah. Karena senyum adalah bentuk termudah berbagi dengan sesama.

Sudah sampaikah berita dari langit kepada Anda, bahwa senyum adalah sebuah kemuliaan?

Pengurus RW 10

Ketua : Saidi
Wk Ketua : Sentot Mardadi
Bendahara : Budi Karyawan
Sekretaris 1 : Sutjipto
Sekretaris 2 : Ahmad HH

Sekretariat : Blok T10 Perum Griya Alam Sentosa Cileungsi BOGOR

Email : rw10.pasirangin@gmail.com
Mobile moderator : 08.595939.2020

Kalimat Mutiara

Disiplin adalah jembatan antara cita-cita dan pencapaiannya."
Jim Rohn, Pakar Motivasi dan Manajemen

"Seluruh nilai bijak manusia terangkum dalam dua kata: menanti dan mengharap."
Alexandre Dumas Pere (1802-1870), Sastrawan Prancis

"Kesabaran dan keteguhan menaklukkan segalanya."
Ralph Waldo Emerson (1803-1882), Pujangga-Esais AS

"Janganlah mencoba menjadi orang sukses. Jadilah orang yang bernilai."
Albert Einstein